Menjalin Hubungan yang Sehat dengan Pasangan
Kehidupan berumah tangga itu banyak sekali warnanya, suka dukanya, ngeselinnya, lucu dan bikin ketawa, atau sesekali juga bisa bikin nangis dan nyesek. Menjalin hubungan dengan pasangan, biasanya buat kamu yang belum menikah biasanya mencontoh hubungan Ayah dan Ibu, bahkan untuk yang sudah menikah pun biasanya membandingkan hubungan mereka dengan hubungan Ayah dan Ibu mereka.
Mungkin tidak secara sadar, tetapi biasanya akan menjadi suatu nilai yang kita terapkan dan ingin pasangan juga menerapkannya. Apalagi jika Ayah dan Ibu merupakan contoh pasangan idaman untuk kita.
Namun, biasanya ini yang sering memunculkan kecewa dan keraguan. Benar tidak ya hubunganku dan pasangan sudah baik? Sudah sehat? Hubungan yang sehat itu seperti apa sih memang? Karena kamu dan pasangan berasal dari latar belakang yang berbeda, dan punya pandangan yang berbeda tentang kehidupan berumah tangga.
Nah, ini dia tanda kamu dan pasangan sudah ada di healthy relationship versi kalian sendiri, versi hubungan kalian sendiri.
1. Menghormati satu sama lain
Menghormati adalah bentuk cinta paling krusial yang harus dimiliki tiap pasangan. Karena ini bentuk perlakuan kita setiap hari kepada pasangan, bagaimana cara memahami perasaan, kebutuhan, pendapat, berbicara dengan baik, mendukung satu sama lain, menghargai batasan-batasan yang ada.
Maksudnya bukan berarti tidak bebas dan saling menyimpan rahasia, tetapi batasan ini lebih kepada menahan diri saat marah, tidak berbohong, tidak memaksa untuk melakukan di luar kesanggupan, dan sebagainya.
Sebab meski sudah menjadi pasangan, tetap saja dia adalah seorang manusia yang punya hak. Meski menjadi pasangan dia tetap seseorang yang harus dihargai, diperlakukan dengan baik. Jika keduanya bisa saling memperlakukan dengan baik bukannya hubungan akan minim drama marah-marah?
2. Suka menghabiskan waktu bersama
Ada satu ciri hubungan yang sehat, yaitu merasa nyaman. Nyaman itu bisa dilihat dari keinginan untuk menghabiskan waktu bersama. Bukan berarti setiap saat ingin bersama, menghabiskan waktu di sini lebih kepada ketika kamu lelah dan ingin pulang, maka dia adalah pilihanmu.
Iya, dia adalah seseorang yang akan kamu ingat setiap saat. Ketika bahagia karena sesuatu seperti menemukan makanan enak, tempat makan unik, tempat main yang asik maka dia adalah orang pertama yang ada di pikiranmu. Ketika kamu sedih, ingin menangis, merasa lelah, dan terluka maka dia adalah orang yang ada di pikiranmu. Bahkan ketika kamu bosan pun dia adalah orang yang kamu cari.
Sudahkah kamu merasakannya?
3. Memiliki komunikasi yang terbuka
Bukannya tidak mempunyai rahasia, tetapi hampir tidak punya sama sekali. Ketika kamu menyembunyikan sesuatu pun bukan hal krusial yang mengkhianati dia sebagai pasangan. Lebih kepada kamu merasa ini belum waktunya disampaikan, kamu masih ingin merasakannya sendiri, dan belum tahu cara memberitahunya.
Komunikasi terbuka juga bisa berupa kejujuran. Berani jujur terhadap perasaan, tidak main kode-kodean terhadap apa yang dirasa atau diingin untuk meminimalisir terjadinya pertengkaran. Mau berdiskusi dan mengambil keputusan berdua, tidak secara sebelah pihak.
Karakteristik yang ini bisa kamu lihat secara mudah dengan bertanya pada dirimu sendiri apakah kamu nyaman bicara dengannya, tidak perlu menyimpan rahasia karena dia pasti bisa mengerti atau tidak akan men-judge itu.
4. Saling mendukung
Ketika kamu memiliki keinginan, dia akan mendengarnya secara saksama lalu memberikan saran yang mendukung. Begitu juga kamu padanya. Kalian sama-sama ingin satu sama lain belajar dan tumbuh bersama.
Ketika kamu atau dia ada di posisi sulit, salah satu akan menenangkan dan jika mampu akan membantu. Memberikan pundak untuk menangis, memberikan dukungan morel. Merayakan keberhasilan-keberhasilan kecil satu sama lain untuk membesarkan hati dan rasa percaya diri.
5. Saling percaya
Kepercayaan adalah menu wajib dalam hubungan berumah tangga, sebab tanpa ini kamu dan dia akan selalu merasa curiga. Ini bisa membuat kalian saling menuduh, mengekang, membatasi, dan pada akhirnya akan selalu bertengkar. Kepercayaan ini masih erat kaitannya dengan poin nomor 3, ketika kamu dan dia bisa percaya dan dipercaya maka komunikasi akan dengan otomatis terbuka.
Kamu bisa mengajak pasangan untuk mulai belajar percaya, karena mau bagaimanapun satu-satunya cara mengatasinya ya dengan mengajak diri sendiri. Mulai berpikir bahwa kamu layak untuk diberikan kesetiaan. Tidak menggantungkan kebahagiaan kepada pasangan sehingga tidak tertekan ketika dia mulai sibuk, ini akan membuatmu tidak berpikir macam-macam karena cukup mampu memproduksi bahagia.
Setelah membaca ini apakah kamu merasa hubunganmu dan pasangan sudah sehat?
Kesimpulan yang bisa diambil tentu sebenarnya tidak ada, karena sehatnya hubungan dengan pasangan itu hanya masing-masing yang paham. Lima poin di atas hanya karakteristik saja yang bisa menjadi tolok ukur dan PR bagi kamu dan pasangan selamanya, seumur hidup.
Untuk kamu yang sudah membaca ini semoga kamu dan pasangan bisa terus belajar bersama ya, bisa terus menciptakan suasana yang sehat dalam berhubungan.