Tips Memilih Perantara Taaruf yang Tepat
Taaruf adalah proses perkenalan dan pendekatan antara laki laki dan perempuan yang akan menikah. Taaruf jelas tidak dapat disamakan dengan pacaran. Karena taaruf memiliki tujuan yang jelas yaitu pernikahan. Sedangkan pacaran terkadang hanya iseng, untuk mengisi pergaulan, tidak bertujuan jelas, atau karena terpengaruh dengan teman sebaya.
Jika kita kaitkan ke hal pernikahan, taaruf berarti mengenal pasangan hidup untuk paham sosoknya, kepribadiannya, keluarganya. Adapun tujuan pernikahan tertuang dalam surat Al Hujurat ayat 13 yang artinya: “Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling kenal mengenal.”
Adapun tahapan proses taaruf itu sendiri bagi akhwat adalah:
A. Membuat CV Taaruf tentang biodata diri sendiri
Seorang akhwat yang siap menikah membuat draf berisi biodata proposal. Biodata itu berisikan data lengkap seperti ciri fisik, kesehatan, hobi, pekerjaan sehari hari, hal hal yang disukai dan tidak disukai sampai jumlah penghasilan, kondisi ibadah seperti ibadah yang sering dijalani, jumlah hafalan ayat dll. Dalam draf itu dijelaskan juga sifat karakter akhwat, sifat pasangan yang diidam idamkan.
B. Mengajukan CV ke perantara / murabbi
CV proposal tadi diajukan ke murabbi atau perantara. Perantara yang akan membantu dalam pencarian pasangan akhwat kelak. Murabbi dapat kita sebut sebagai mediator dalam pencarian. Dia akan melakukan pencocokan biodata sesuai dengan kriteria yang akhwat inginkan. Tahapan taaruf bagi akhwat sudah cukup sampai disini. Sedangkan untuk ikhwan terdapat beberapa tahapan.
Tahapan pertama para ikhwan meminta bantuan murabbi / perantara atau ustad untuk dicarikan akhwat yang siap melakukan taaruf. Setelah murabbi melakukan pencarian maka ikhwan tadi diberi biodata dengan sepengetahuan si akhwat. Setelah mendapatkan data, ikhwan tadi harus berkomunikasi dengan keluarganya. Jika keputusannya oke, maka lanjut ke tahapan berikutnya. Murabbi akan memberikan data ikhwan ke akhwat tadi. Murabbi akan mengatur pertemuan tidak terduga untuk memperlihatkan akhwan tadi.
Memilih perantara taaruf
Menentukan kriteria perantara taaruf sangat penting dilakukan. Perantara adalah komponen penting dalam taaruf. Siapa saja yang bisa jadi perantara disini?
Perantara bisa saja dari orang tua, ustad, ustadzah, teman, kerabat atau orang orang terpercaya. Adapun syarat menjadi perantara adalah mereka harus paham agama, dapat dipercaya, diutamakan sudah menikah, dekat dengan kedua calon yang akan ditaarufkan, memiliki akhlak yang baik, memiliki kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah, memiliki kemampuan menyampaikan ide/pengetahuan kepada orang lain.
Seseorang yang menjadi perantara taaruf hendaknya mampu memberikan informasi objektif. Karena dengan begitu kedua calon pasangan mampu menelaah informasi tersebut dengan baik. Informasi itu sangat berguna bagi kelancaran proses taaruf. Informasi yang diberikan harus bersifat informatif dan sesuai dengan faktanya.
Seorang perantara dalam taaruf harus bersikap netral. Perantara akan berdiri di tengah tengah ketika berkomunikasi. Perantara tidak akan condong sebelah terhadap pikiran orang yang diperantarainya. Perantara tidak akan memihak ke salah satu peserta taaruf yang akan dipasangkan.
Perantara lebih bijak dengan sikapnya yang netral. Seorang perantara tidak harus bersikap persuasif / membujuk karena sikap membujuk itu akan menghasilkan kondisi psikis yang tidak baik bagi orang yang ditaarufkan. Karena itu menyebabkan timbulnya angan angan dan harapan yang tinggi terhadap calon pasangan. Seorang murabbi hendaknya menghindari sikap ini. Seorang murabbi hendaknya bersikap sewajarnya saja.