Kecewa Saat Taaruf Dapat Terjadi, Begini Cara Meminimalisirnya
Apa sih sebetulnya kecewa itu? Kecewa adalah ketika yang benar-benar terjadi tidak sesuai dengan harapan atau ekspektasi, saat kita sudah benar-benar yakin bahwa hasilnya akan bagus, tetapi ternyata hasilnya sangat jauh dari harapan. Tingkatan kecewa dari satu hal ke hal lainnya juga berbeda, tergantung dengan seberapa dalam harapan yang kita tumbuhkan di hati.
Itulah kekecewaan yang kerap kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Harapan atau ekspektasi bukan hal buruk, hal ini berguna untuk membuatmu tahu standar yang kamu butuhkan seperti apa, tetapi jangan lupa untuk menaruh realitas pada harapan tersebut. Meski memikirkan hal terbaiknya, coba bayangkan juga hasil yang tidak kita inginkan, dan bagaimana akan meresponsnya.
Jadi, jika kamu merasakan kecewa saat proses taaruf itu adalah hal yang wajar, tetapi ketahui beberapa hal ini agar kamu bisa meminimalisirnya.
1. Mental yang matang adalah salah satu syarat utama untuk menikah
Melangkah ke jenjang yang lebih serius membutuhkan mental yang matang, tidak hanya dibutuhkan untuk menghadapi hal-hal yang tidak sesuai dengan realitas saja, tetapi juga berguna kelak saat sudah berumah tangga. Tujuannya adalah agar tahu bagaimana cara memperlakukan tanggung jawab, dan menempatkan diri saat sedang terjadi masalah.
Kesiapan mental ini sebetulnya sudah bisa mulai dibentuk atau terbentuk sejak remaja dewasa, sehingga sudah ada kebiasaan yang baik.
2. Menikah bukan karena sudah usianya, tetapi karena Allah dan sudah siap
Memang tidak bisa diabaikan begitu saja perihal usia ini, banyak sekali faktor tekanan yang membuat orang dengan usia sekian dan sekian ingin segera menikah. Terlebih untuk perempuan yang diyakini oleh masyarakat Indonesia memiliki batas waktu tertentu, padahal sebetulnya tidak ada. Sekarang ini kita sudah bisa sedikit bernapas lega karena topik ‘batas waktu menikah perempuan’ sudah mulai dipahami banyak orang.
Meski begitu kebiasaan masyarakat yang sudah mendarah daging tidak akan mudah hilang, tuntutan-tuntutan masih ada.
Saat kamu sudah menyadari bahwa menikah bukan hanya sekadar tuntutan, bukan sekadar usia yang sudah diwajibkan, bukan juga ikut-ikutan karena melihat orang menikah dan ingin merasakan kebahagiaan seperti itu juga, maka kamu tidak akan lagi terburu-buru dan berakhir kecewa saat realitas tidak sesuai dengan harapan.
Menikah adalah ketika kamu merasa yakin dan sudah siap, sebab faktanya tanggung jawab pernikahan itu lebih banyak daripada saat sendiri. Mungkin bagi yang sudah mandiri sejak lama tidak akan merasakan perbedaannya ya, karena sudah lepas dari orang tua. Lalu, memilih pasangan juga tidak bisa asal pilih, kan, sehingga harus betul-betul yakin agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan.
3. Pahami betul makna dari taaruf
Bahwa taaruf itu hanya sebuah fase perkenalan antara kamu dan calon pasangan, meski sudah sesuka apa pun, di saat pasangan tidak menemui kecocokan denganmu maka bisa gagal. Maksudnya gagal di sini bukan sesuatu yang menyedihkan, tetapi hanyalah sebuah fase untuk menemukan seseorang yang benar-benar tepat.
Selama fase taaruf ada saat kamu dan calon pasangan mencocokkan visi misi serta tujuan pernikahan. Tentu kamu sudah berdoa kepada Allah SWT untuk memberikan jodoh yang tepat, bukan hanya jodoh yang baik dan sesuai kriteriamu saja, bukan?
Maka, penolakan dan kegagalan bisa merupakan pertanda semakin dekatnya kamu dengan calon pasangan yang tepat.
4. Jangan menaruh harapan yang berlebihan
Meski sudah berusaha sekeras apa pun dan menganggap bahwa pasangan taaruf adalah yang terbaik, jangan pernah berharap terlalu berlebihan, terlebih kepada hati manusia. Hati dapat berubah-ubah setiap waktu, baik hati calon pasangan atau calon mertua.
Maka berharaplah hanya pada Allah, berprasangka baiklah kepada-Nya, sehingga apa pun yang terjadi dapat kamu ambil sebagai pelajaran berharga. Kamu bisa ikhlas, meski awalnya sedih, tetapi prasangka baik kepada Allah SWT membuatmu tidak kecewa terlalu dalam, karena harapan yang kamu tanam ke dalam hati tidak terlalu berlebihan.
Berprasangka baik kepada Allah SWT, bukan berarti berpikir bahwa semuanya akan berjalan lancar saja, berpikir bahwa kegagalan mungkin terjadi juga salah satu prasangka baik kok, karena kamu sudah mempersiapkan hal itu lebih dulu, sehingga saat hal tidak menyenangkan terjadi, hatimu sudah bersiap-siap.
5. Gunakan perantara agar tidak ada baper di antara kalian
Salah satu cara agar tidak terlalu berharap berlebihan lalu timbul kecewa adalah menggunakan perantara pada setiap komunikasi. Supaya tidak ada rasa baper atau terbawa perasaan, supaya nantinya penilaianmu terhadap dia tidak terkontaminasi dengan perasaan suka atau jatuh hati terlalu dalam lebih dulu. Sehingga benar-benar murni dari prinsip yang sudah kamu pegang.
Lalu, jika nantinya terjadi ketidakcocokan dan taaruf harus selesai di tengah jalan, maka tidak akan timbul kecewa karena kamu tidak baper lebih dulu.
Lima poin di atas adalah cara-cara agar kamu terhindar dari rasa kecewa yang berlebihan saat taaruf. Kecewa itu wajar dialami manusia, tetapi yang diminimalisir adalah kecewa yang berlebihan, sedih berkepanjangan, dan berakhir jatuh di lubang putus asa terlalu lama.
Setelah membaca artikel ini mudah-mudahan kamu jadi lebih paham bagaimana cara melindungi hatimu dari kecewa, lalu bisa menerapkannya pada proses taaruf yang akan kamu lakukan.