Tips Membangun Komunikasi Efektif Semasa Taaruf
Sebagai pasangan yang akan menjalani proses taaruf tentu kita menginginkan proses taaruf berjalan lancar hingga hari H pernikahan. Ada banyak hal yang mesti kita lakukan untuk membangun komunikasi efektif semasa taaruf menjelang pernikahan.
1. Merahasiakan proses taaruf
Sesuai hadis di dalam ajaran agama kita menyebutkan: rahasiakan pinangan, umumkanlah pernikahan(HR Ath Thabrani).
Proses khitbah atau lamaran sangat disarankan untuk dirahasiakan apalagi dengan khitbah atau lamaran yang dimulai dengan taaruf. Karena dengan taaruf tidak akan menjamin proses itu akan berjalan lancar hingga ke tahap pernikahan. Taaruf yang dijalani bisa saja sukses atau gagal. Untuk menjaga hal itu dari hal hal yang tidak diinginkan maka sangat disarankan merahasiakan proses taaruf yang di jalani.
2. Menjaga hati dengan sebaik baiknya
Berdasarkan hadis H.R Muslim:
Setiap anak adam telah ditakdirkan menjadi bagian berzina dan ini sesuatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga adalah dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba atau menyentuh. Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan angan. Lalu kemaluanlah yang membenarkan atau mengingkari yang demikian(Bukhari, no. 5889 dan Muslim, no. 6925).
Pasangan yang sedang proses taaruf sangat dianjurkan untuk menjaga hati. Karena adanya perasaan untuk tertarik dalam proses taaruf itu sendiri akan muncul. Meskipun tiap orang akan merasakan tingkatan yang berbeda beda. Apalagi ketika proses pertemuan terjadi, hendaknya pelaku taaruf didampingi mediator atau perantara agar terhindar dari khalwat. Perlu untuk diingat bahwa sebelum akad nikah terjadi, mereka adalah dua insan manusia yang berlawanan jenis yang berada di batasan syariat islam. Syariat membatasi interaksi agar mereka seperlunya saja berkomunikasi.
3. Bersikap terbuka mengenai diri terhadap calon
Selama proses taaruf orang membutuhkan sumber informasi. Berita informasi bersifat fakta terhadap calon pasangan. Data informasi yang diberikan dapat berupa aspek aspek pribadi seperti umur, pekerjaan, latar belakang keluarga dan pendidikan. Semua data dapat kita kumpulkan dalam bentuk CV atau biodata diri diantara keduanya. Contohnya dapat kita simpulkan dari proses taaruf yang dijalani oleh Rani dan Amir. Rani dan Amir melakukan upaya pemberian informasi melalui CV. Mereka saling bertukar CV. Mereka bersikap terbuka dengan mengungkapkan hal hal spesifik dari hal hal yang disukai hingga hal hal yang tidak disukai dalam data CV taaruf mereka.
4. Berkomunikasi dengan seperlunya saja
Pelaku taaruf hendaknya berkomunikasi dengan hal hal yang dianggap perlu saja. Karena semangkin sering berkomunikasi maka semakin susahlah kita mengontrol hati. Misal kita berkomunikasi hanya dalam batasan mempersiapkan pengurusan administrasi pernikahan saja,perlengkapan pernikahan, koordinasi undangan pernikahan, topik mengenai seserahan dan hal hal lain seputar pernikahan. Hindari mengemukakan hal hal diluar konteks tersebut.
5. Mengikutsertakan mediator atau perantara
Melibatkan perantara dalam berkomunikasi semasa taaruf membantu kita membangun komunikasi dengan aman. Karena perantara di sini adalah pihak yang akan memfilter hal apa saja yang perlu didiskusikan dan apa yang tidak perlu semasa taaruf. Salah satu tips yang bermanfaat adalah dengan berkomunikasi melalui media aplikasi whatsapp dimana grup chat beranggotakan peserta taaruf dan mediator (perantara). Hindari berkomunikasi melalui telepon karena melalui telepon membuat jantung berdegup lebih kencang. Serta memancing peserta taaruf untuk kebawa perasaan dan membawa hati pada setiap percakapan.