Apakah Fase Taarufmu Layak Dilanjutkan? Telanjur Cinta Bukan Alasan
Saat akan melakukan fase taaruf, kamu dapat membaca CV yang menunjukkan latar belakang calon pasangan. Di tahap ini, bisa jadi kamu akan terkesima lebih dulu dengan profil si dia. Merasa bahwa apa yang dituliskan di dalam CV tersebut sudah cukup dan kamu benar-benar telah menjatuhkan hati padanya. Padahal, hal itu belum cukup.
Bisa jadi, kamu jatuh cinta pada pendidikannya, latar belakang keluarga, salihnya, atau seberapa mapan dirinya, tetapi melupakan berbagai hal krusial yang akan dibahas di bawah ini.
Ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui meski sudah telanjur jatuh cinta lebih dulu di fase taaruf. Sebab, meski dia berpendidikan tinggi, bisa jadi ternyata tidak cocok dengan dirimu, meski dia salih pun masih ada kemungkinan tidak cocok denganmu, karena yang kamu cari adalah pasangan hidup bukan guru atau seseorang hanya untuk dikagumi saja. Maka dari itu, perhatikan hal ini selama fase taaruf ya.
1. Visi misi hidup dan menikah
Meski dia salih, tetapi ketika visi misi hidup dan menikah tidak sama denganmu, itu artinya harus ada yang dikorbankan, kan? Sedangkan visi dan misi itu merupakan hal krusial bagi setiap orang. Ketika kita memutuskan untuk mengalah dan berkorban hanya karena telanjur cinta, betulkah hubungannya akan sehat? Sebab kamu tidak hanya menahan keinginan satu atau dua hari, tetapi selamanya.
Menikah bukan ajang menantang adrenalin, karena pernikahan tidak sebercanda itu, sehingga perlu dipertimbangkan dengan matang-matang. Tidak hanya sekadar mengorbankan visi dan misi, tidak sesederhana itu.
Ketika kamu tahu tujuan hidupmu dan hidupnya benar-benar berbeda, dia juga tidak berniat mengalah atau mencari jalan tengah denganmu, hanya menjatuhkan pilihan terhadapmu untuk mau mengikutinya atau menyudahi taaruf kalian, itu artinya jika menerima kamu harus benar-benar mengikuti caranya hidup.
Bukankah sepenuhnya mengikuti aturan orang tua tanpa boleh mengutarakan pendapat sebagai anak saja merupakan hal yang sulit?
2. Seberapa terbuka dia dalam mendukung perkembangan masing-masing sebagai individu
Kamu boleh saja jatuh hati pada seberapa tinggi pendidikannya, seberapa salih dirinya, tetapi satu yang perlu diperhatikan adalah, apakah dia orang yang pintar dan bijak? Sebab orang pintar banyak, tetapi terkadang ada yang belum bijak.
Mereka yang baru saja mencari ilmu dan hanya memandang pada satu wawasan saja tanpa mau melihat hal lain, cenderung akan saklek pada pilihannya tanpa mau mempertimbangkan pendapat lain. Hindari tipe orang pintar yang seperti ini.
Orang yang bijak, sebagai pasangan dia akan paham bahwa meski menikah kamu dan dia tetap merupakan seorang individu yang butuh untuk terus berkembang. Baik dalam kepribadian, ilmu, karier, impian, dan lain sebagainya.
Sebagai pasangan yang bijak, mereka akan terbuka bahwa sebagaimana dirinya yang ingin berkembang, pasangannya tentu juga memiliki panggilan jiwa serupa.
3. Caranya berkomunikasi
Sudahkah dia tuntas dalam hal berkomunikasi, yaitu menyampaikan pendapat dengan baik, sebab seterbuka apa pun atau dia blak-blakan, tetapi yang pintar dan bijak serta matang dalam hal komunikasi akan menyampaikan segala sesuatu dengan baik tanpa bertujuan menyakiti. Dia tahu caranya meregulasi emosi, sehingga apa pun yang ada di hatinya keluar tanpa merugikan siapa pun.
Kamu dapat menilai dan merasakannya selama proses taaruf ketika kalian berdiskusi terkait hal-hal penting. Dari situ kamu bisa tahu tipe seperti apa dia dalam berkomunikasi. Apakah dia tipe penyerang yang tidak mau menerima pendapat orang lain?
Apakah kira-kira dia bisa menjadi pasangan yang akan membuatmu tidak khawatir akan apa yang terjadi, karena yakin kalian dapat mengatasi segalanya dengan komunikasi yang baik? Ini salah satu hal krusial yang tidak boleh kamu lewatkan dalam mengenalinya.
4. Saat mengobrol dia terlihat menghargai perbedaan tidak?
Sama seperti poin tiga, poin ini masih ada hubungannya dengan komunikasi. Yaitu, saat mengobrol apakah dia tipe yang menyela ucapanmu dan mendahulukan pendapatnya? Seperti menunjukkan bahwa pendapatnya lebih benar dan harus dibenarkan?
Bukankah saat kamu bersosialisasi dengan masyarakat baik di lingkungan rumah, sekolah, kuliah, atau kerja, ketika bertemu dengan orang yang tidak menghargai perbedaan itu terlalu menyakitkan?
Sebab, dia akan menyalahkanmu setiap waktu jika tidak sesuai dengan apa yang dia yakini. Orang-orang jenis ini akan menghabiskan energi, menyedot energi positif orang lain seperti lintah. Benar-benar tanpa ampun jika tidak disingkirkan.
Jika kamu menerimanya karena telanjur jatuh hati lebih dulu, ketahui bahwa kehidupan rumah tanggamu akan penuh dengan aturan yang dia yakini tanpa peduli dengan pendapat lain.
Itu tadi empat hal yang perlu kamu pertimbangkan saat sedang di fase taaruf. Pikirkan dengan matang, apakah benar hubungan kalian bisa berjalan lebih serius meski sudah telanjur jatuh hati jika sudah mempertimbangkan empat poin di atas?
Mudah-mudahan artikel ini bisa membuatmu yang tadinya ragu menjadi lebih yakin untuk membuat keputusan terkait fase taaruf yang sedang kamu jalani ya.